Tuesday 15 November 2016

Beneran, KTM Banting Harga Sampai Setengahnya

KTM Indonesia yang ditangani oleh PT Penta Jaya Laju Motor berniat untuk merakit motor KTM secara lokal di Indonesia dengan adanya kerja sama antara KTM Austria dan Bajaj Auto Limited. Untuk merangsang konsumen, KTM rela banting harga motor-motornya yang masih diimpor secara utuh (CBU).

Beneran, KTM Banting Harga Sampai Setengahnya

Menurut Presiden Direktur PT Penta Jaya Laju Motor, Kristianto Goenadi, saat ini pihaknya menjual motor KTM dengan harga yang sama ketika dirakit di Indonesia nanti. Namun, unitnya masih diimpor utuh.

"Dalam waktu dekat, kerja sama antara KTM dan Bajaj Auto akan mendirikan perakitan di Indonesia. Jadi KTM nantinya akan diimpor dalam bentuk CKD (terurai) dan akan dirakit penuh di Indonesia," kata Kristianto di arena GIIAS di ICE, BSD, Tangerang, Senin (15/8/2016).

Menurutnya, dengan adanya perakitan motor di Indonesia nanti, penurunan cost bisa mencapai 25 persen. Bahkan, imbasnya nanti harga on the road bisa ditekan hingga 40 persen.

"Kita berharap perubahan struktur cost ini bisa langsung dirasakan konsumen dan diler, dan membuat komunitas KTM berkmebang," kata Kristianto.

Sales and Marketing Division Head Penta Jaya Laju Motor, Dalie Akhmad Zafitra Dalie mengatakan, harga KTM RC 390 yang sebelumnya Rp 125 juta turun menjadi Rp 99 juta. Harga RC 250 dari Rp 74 juta menjadi Rp 48 juta dan RC 200 dari Rp 59 juta menjadi Rp 37 juta. Sedangkan harga KTM Duke 200 dari Rp 57 juta menjadi Rp 33 juta dan KTM Duke 250 dari Rp 69,5 juta jadi Rp 44 juta. Harga tersebut akan bertahan sampai nanti ketika KTM mulai merakit motor di Indonesia.

"Itu sudah harga On the road Jakarta. Itu harganya sama seperti harga ketika kita merakit di Indonesia nanti, tapi unitnya masih CBU. Kenapa bisa turun harganya, ya kita kasih subsidi," kata Dalie.

Sementara itu, Kristianto mengatakan, pabrik perakitan akan berdiri di Gresik, Jawa Timur. "Pabrik di Gresik, dalam satu setengah tahun. Luasnya 14 ribu meter, pekerja lokal 150 orang," ujarnya.

No comments:

Post a Comment